Sudah Jadi Tradisi Kah?

Kemarin (26/04/2010) adalah pengumuman kelulusan bagi siswa tingkat sekolah menengah atas. Seperti biasa, disaat-saat seperti itu pasti mereka yang menunggu hasil jerih payah mereka selama tiga tahun itu merasa was-was, deg-degan, grogi, takut dan lain sebagainya (saya tau karena sudah pernah merasakannya ^^). Tapi setelah menerima amplop dan dengan perlahan membukanya lalu melihat sebuah tulisan dengan kata “LULUS” (tanpa “tidak”) perasaan jadi terasa nyaman, mak nyoss bagaikan batu meteor yang jatuh ke air es (halah). Kemudian semua beban hilang dan merasa bebas (rindu saat-saat seperti itu..)

Hmm.. yang namanya lulus sekolah itu pasti sangat menyenangkan dan bahagia (yo iyo lah). Walaupun demikian, kesenangan yang membludak-bludak jangan lah diekspresikan dengan berbagai macam cara yang sifatnya itu dilarang dan amat sangat tidak ada gunanya. Contohnya saja seperti pawai atau convoy di jalan dengan baju sekolah yang di pilok (bahkan rambut dan wajah), dicorat-coret dengan banyak tanda tangan dan kata-kata “Lulus”.


Kemarin setelah ngampus, dari Jogja sampai Magelang aku masih banyak melihat anak-anak SMA yang merayakan kelulusan mereka dengan cara seperti di atas.ckckck #geleng-geleng. Jalan jadi macet, suara motor yang mengaung-nganung yang tak enak didengar dan tentu saja jadi banyak asap knalpot yang menusuk hidung. Benar-benar sangat mengganggu dan saya hanya bisa membatin seperti ini, ‘Halah gek lulus SMA wee wes koyo ngono. Baru lulus SMA itu lee. Masih banyak yang harus diluluskan, perjalanan belum berakhir, masih panjaaang.’ Jadi heran saya, padahal seperti itu juga udah dilarang kan?? Pihak sekolah gak ngasih tau apa??

Hal-hal semacam itu sama sekali tidak ada gunanya menurut saya. Seharusnya ekspresikan lah kebahagiaan atas kelulusan mu dengan hal-hal yang lebih berguna. Seperti yang saya lihat di berita, ada satu sekolah di Bali yang pada saat hari pengumuman kelulusan itu di wajibkan menggunakan baju adat. Setelah mengetahui hasil pengumuman itu mereka beribadah bersama-sama, bersyukur kepada Tuhan atas keberhasilan mereka. Naaah yang seperti itu patut untuk ditiru.!!

Biasanya sih tergantung sekolahnya juga. Seperti yang di Bali itu siswa di wajibkan untuk memakai baju adat sehingga tidak akan ada aksi corat-coret seragam. Tergantung muridnya juga sih, kalau murid yang banyak ilmunya dan berpendidikan pasti tau mana yang baik dan buruk. ^^

4 comments:

Bhasworo said...

iyooooooo! bertul!

Z said...

@Bhasworo
SiiibH!!!!

Nuli said...

Kayaknya gernerasi Indonesia bakalan ancur kedepannya kalo ga ada perubahan.

Z said...

@Nuli
Haia.. padahal kita2 ini generasi muda calon pemimpin bangsa.. masa depan Indonesia ada di tangan kita.. mari kita melakukan perubahan demi kemajuan negara Indonesia tercinta!!!

Post a Comment