Armstrong VS Bobobo ^^

“Churros!” Bobobo menggeram saat pelayan yang kebingungan meletakkan senampan bakpau di mejanya. Salah satu bulu hidung Bobobo yang besar langsung mengambil makanan itu dan melemparkannya ke mulutnya. Ia tidak memperhatikan sesosok besar berpakaian militer yang berdiri di depannya.

“Aku Mayor Alex Armstrong.” Kata perwira itu dengan suara lantang yang terdengar ke seantero restoran. Ia lalu mengeluarkan foto dari dalam jaketnya. “Kami berusaha mencari seorang ahli alkimia tak berlisensi yang tinggal di kota ini. Apa kau pernah melihatnya?”

Bobobo dengan tenang memalingkan kepalanya. Kacamata hitamnya tidak menunjukkan emosi apapun. Puncak afronya lalu terbuka dan memperlihatkan sepasang miniatur orang tua yang menggelengkan kepala mereka.

Armstrong mengangkat salah satu alisnya, mengamati sosok Bobobo yang besar dan bulu hidungnya yang dapat bergerak. “Sepertinya aku menemukan sesuatu yang lebih berbahaya. Apakah kau sejenis Homonculus? Atau orang yang terlalu berobsesi menjadi alkemi? Kau harus ikut aku.”


Secepat kilat, Armstrong membuka bajunya dan memasang sabuk kulit berduri di kepalanya, lalu berpose untuk menunjukkan ototnya. Bintang merah muda pun berkilauan di sekitarnya, membuat para pengunjung lain terpana.

Tanpa gentar, Bobobo melihat seragam Armstrong yang ada di lantai dan kepala lawannya yang berkilau. Ia tiba-ti ba bangkit dan menggerakkan bulu hidungnya.

“Aku tahu siapa kau” katanya dengan tenang. “Anak buah Baldy-Bald yang tidak akan pernah bisa menyentuh rambutku yang indah ini.”

“Teknik gulat ini sudah diwariskan oleh keluarga Armstrong sejak dulu,” kata Armstrong dengan bangga sambil menyesuaikan kuda-kuda dan memaksa mundur lawannya.

“Aku tidak tahu Armstrong itu apa, tapi itu tidak akan mampu mengalahkan kekuatan rambut!” balas Bobobo. Dua bulu hidung yang sebesar cambuk lalumenghantam Armstrong tepat di dada, akibatnya ia terlempar ke dinding yang ada di dekatnya.

Dengan tangan yang terlipat di depan dadanya, Bobobo berputar di udara sementara itu rambut hidungnya membentuk per yang menahannya jatuh. Terperangah melihat itu, Armstrong berlari ke arah Bobobo. Saat Bobobo mendarat Armstrong tepat berada di belakangnya dan mengunci tenggorokan lawannya.

Bobobo memberontak dan perlahan-lahan berhasil menyelipkan bulu hidungnya ke dalam cengkraman Armstrong. Rambut tersebut berhasil membebaskan Bobobo, yang kemudian berbalik menyerang dengan melontarkan bulu hidung dengan kecepatan tinggi.

“Hormati Sang Hidung!” raung Bobobo saat ia mendesak Armstrong ke sebuah tembok batu. Alkemis negara itu menggeram. Sebagai upaya terakhirnya, ia menempelkan telapak tangannya ke tembok batu itu. Sepasang gunting besar langsung keluar dan berusaha memotong bulu hidung yang mengancam itu.

Bobobo menatap dengan pandangan terkejut saat bulu hidungnya terjatuh ke tanah akibat serangan Armstrong.

“Seorang murid Snot Fou-You tahu kapan ia sudah kalah,” kata Bobobo sambil berlutut.

”Dan kau telah mengalahkanku dengan adil. Aku sudah terlalu lelah untuk menumbuhkan bulu hidung lagi.”

“Begitu mulianya,” kata Armstrong yang terharu. Ia menangis melihat sifat ksatria lawannya. “Karena ini pelanggaran pertamamu, aku akan membiarkanmu menyerahkan diri. Ayo ikut denganku ke kantor...”

Saat sang mayor beranjak pergi, Bobobo bangkit dan mengikutinya, ujung dua helai rambut raksasa terlihat mulai tumbuh lagi dari kedua hidungnya.




Oleh Abe Chang

0 comments:

Post a Comment